Monday, July 7, 2014

Jangan Terlambat


"Setelah 21 tahun menikah, saya tiba-tiba menemukan cara baru dalammenyalakan api cinta kami. Api yang muncul tak terduga, dari orang-orang yang begitu berharga, tapi jarang saya sadari kehadirannya,karena terlalu terbiasa."

Beberapa waktu lalu istri saya mengusulkan agar saya berkencan denganseorang perempuan lain, besok malam. "Kamu akan mencintainya, " kataistri. "Apa-apaan sih," protes saya.

"Mengapa kamu tidak ikut?"

"Itu acara kamu berdua dengan dia," jawab istri.

Perempuan yang dimaksudnya adalah ibu saya yang telah menjanda selama19 tahun belakangan ini. Saya jarang menemuinya karena kesibukankerja dan mengurus tiga anak kami. Malam itu saya telepon ibu,mengajaknya makan malam dan nonton film. Berdua saja.

"Ada apa dengan istrimu?" kata ibu dari ujung telepon.

Ibu saya adalah tipe yang selalu curiga kalau menerima telepon ditengah malam atau undangan yang datangnya tiba-tiba. Bagi dia, itupasti akan membawa berita buruk. "Saya pikir, pasti akan menyenangkankalau kita sekali-sekali ke luar berdua saja," jawab saya. "Ibu mausekali," jawabnya setelah terdiam beberapa lama. Aha, dia masihcuriga.

Besok malam, sepulang kantor saya ke rumah ibu. Dia terlihat agaksenewen tapi berdandan resmi sekali. Ibu jelas telah menata rambutnyadi salon, dan dia memakai gaunnya yang terbaik. Gaun yang dipakaipada pesta ulang tahun perkawinan yang terakhir ketika ayah masihhidup.

Ibu menyambut saya dengan senyum lebar.

"Saya bilang ke kawan-kawan tentang rencana kita ini. Mereka semuakaget dan merasa ikut senang seperti ibu sekarang," kata ibu serayamasuk mobil. "Mereka bilang besok pagi ingin tahu ceritanya."

Kami pergi ke restoran yang agak mahal. Suasananya elegan,menyenangkan.Ibu menggandeng lengan saya ketika memasuki ruangan, persis sepertifirst lady. Jalannya anggun.

Saya harus membacakan daftar menu karena ibu tak bisa lagi membacanyawalau dengan kacamata tebal.Ketika sedang membaca daftar itu, saya berhenti sejenak menengok keibu.

Dia sedang memandangi saya dengan senyum kasih..

"Dulu, ibu yang membacakan kamu daftar menu ketika kau masih kecil"katanya. "Sekarang ibu santai saja. Giliran saya yang melayani ibu,"jawab saya.

Sambil makan, kami membincangkan banyak hal sehari-hari.Tidak ada topik yang istimewa tapi obrolan mengalir saja sampai-sampai kami terlambat untuk menonton film.

Mengantarnya pulang, di muka pintu ibu berkata, "Ibu mau pergi lagidengan kamu, tapi lain kali ibu yang bayar." Saya setuju.

"Bagaimana kencanmu?" tanya istri saya di rumah.

"Sangat menyenangkan. Lebih dari yang saya duga. Tadinya tidak tahumau ngomongin apa."

Beberapa hari kemudian, ibu meninggal karena serangan jantung.Begitu tiba-tiba kejadiannya, saya tidak sempat berbuat apa-apa untukmenolongnya.

Satu minggu berlalu, sepucuk surat tiba dari restoran tempat ibu dansaya makan malam. Surat itu dilampiri kopi tanda lunas.

Ada selembar kertas diselipkan di situ, bertuliskan:
"Ibu sudah bayar makan malam kita karena rasanya tak mungkin kitamakan bersama lagi. Walaupun begitu, ibu sudah bayarkan untuk duaorang, barangkali untuk kau dan istrimu. Anakku, besar sekali artiundanganmu malam itu."

Pada detik itulah saya mengerti apa pentingnya arti bahwa kitamengatakan kepada orang-orang yang kita sayangi mengenai perasaankita itu..

Mengatakan pada orang yang kita sayangi bahwa kita sungguhmencintainya, selagi kita sempat.

Karena itu, katakanlah cinta, jangan pernah menunggu nanti..Siapa tahu, ketika cinta itu kita tahan, saat akan mengucapkan, sudahterlambat.. seseorang yang istimewa itu sudah tidak ada lagi..

No comments:

Post a Comment