Monday, July 7, 2014

Good and Evil : Bab 1

Bab 1 Teng, teng, teng, teng... ada kebakaran! Jika anda adalah orang yang menonton kebakaran, apakah anda merasa senang, atau sedih?
Bakat Alam yang Tergantikan
Luar biasa, jam kantor belum mulai, semua pegawai telah datang. Pukul 08.45, Manajer Tono, dengan langkah tegap, mendorong pintu, menerobos masuk ke ruang kerjanya. Sebelum menutup pintu, buru-buru ia menulis beberapa kata di papan tulis di samping pintu, "Tinggalkan elektronik, beli ritel". Hebat, satu kantor langsung bergerak, setiap orang sibuk telepon.

Luar biasa, semua staf kantor ramai-ramai mentraktir Manajer Tono makan siang, berterima kasih atas informasinya, hingga semua orang mendapat untung.

"Pak Tono pasti punya orang dalam. Kalau tidak, mana mungkin bisa begitu tepat." Budi berkata saat bersulang pada Manajer Tono. "Hebat! Dua minggu berturut-turut, prediksi Bapak tidak pernah meleset. Kalau tidak ada orang dalam, mana mungkin bisa tepat?"

"Tidak benar! Itu tidak benar!" Manajer Tono yang masih tetap bersikap kalem berkata, "Ini namanya bakat alam. Sebenarnya setiap hari saya amati pergerakan saham sambil terus mengikuti perkembangan situasi politik dan ekonomi, analisis sebentar, dapat hasilnya."

"Aneh, saya juga mengikuti, kenapa saya tidak tahu?" kata Cokro dari pojok meja lain. Manajer Tono melirik sekilas ke Cokro sambil tersenyum lalu berkata, "Inilah yang namanya bakat!"

Namun, selang beberapa hari, prediksi Manajer Tono sudah tidak tepat lagi. Meleset sekali masih tidak apa-apa, orang-orang di kantor masih mengikutinya. Tetapi, 2 minggu berturut-turut selalu meleset. Kemeriahan di saat makan siang telah hilang. Pandangan yang penuh harapan pada pintu masuk di pagi hari untuk menyambut "si bakat alam" juga telah sirna. Beberapa orang kantor, dimulai dengan inisiatif Budi, mulai membentuk grup untuk penanganan krisis, melakukan diskusi singkat untuk melihat pendapat mana yang diyakini orang terbanyak, baru mengambil kesimpulan.

Tentu masih ada seorang lagi, yaitu Cokro, yang masih setia mendengar pendapat Manajer Tono. Setiap pagi ketika manajer Tono masuk ke ruang kerjanya, Cokro selalu ikut masuk untuk bertanya.

Ketika smua orang merasa masa krisis telah berlalu, mereka kembali merayakannya dengan makan siang bersama. Semua mengundang Manajer Tono. Tono dengan wajah kaku dan suara berat berkata, "Saya masih banyak kerjaan." Ketika mereka mengajak Cokro, sambil menunduk Cokro berkata, "Saya makan di kantor aja."

Sebulan berlalu, melihat prestasi Tono yang masih blom membaik, Budi, yang merupakan temen kuliah Tono, dengan inisiatif datang ke ruang kerja Tono, menceritakan grup penanganan krisis yang mereka bentuk. "Belakangan kondisi kami agak baik, sebaiknya bapak ikut saran kami! Siapa tahu akan terhindar dari kekalahan lebih telak!"

Tak disangka Tono menjawab dengan sinis, "Saya kalah juga bukan dari uang kalian." Para rekan kerja juga memberi saran kepada Cokro, tetapi Cokro tidak menggubris saran tersebut.

Akhirnya, Manajer Tono benar-benar jatuh, masih berutang uang puluhan juta rupiah pada salah satu kliennya. Setelah menghadap direktur, Tono mengundurkan diri. Cokro justru tidak jatuh, malah mendapat promosi menggantikan Manajer Tono. Dari sekretasi direktur bocor info, Cokro naik karena rekomendasi dari Tono yang mengatakan bahwa Cokro-lah orang yang paling mengerti seluk-beluk investasi dan bisa memimpin tim.

"Ini bukan karena ada KKN, tapi saya lihat sendiri. Beberapa kali ketika saya keluar di waktu istirahat siang, saya hanya melihat Tono dan Cokro yang tinggal di kantor sambil mendiskusikan masalah kerja. Hal ini tidak mungkin bohong!" jelas Pak Direktur.

Akhirnya, Cokro mengadakan pesta kecil-kecilan di rumah untuk merayakan promosinya. Teman-teman yang datang terkejut, sejak kapan rumah Cokro berubah menjadi besar? "Hebat! Cokro! Untung kamu tidak mengikuti Manajer Tono sehingga tidak rugi banyak, tetapi mengikuti kami. Kalau tidak, apakah kamu bisa sesukses ini?"

"Siapa bilang saya mengikuti dia? Saya pernah bilang ikut dia? Pada awalnya, saya memang mendengar pendapatnya, terakhir saya justru mengikuti saran kalian! Kalau tidak, bagaimana saya bisa sesukses ini?"

Sifat Manusia yang Mesti Anda Ketahui
Apakah Cokro cerdas? Cerdas! Sangat cerdas! Coba anda pelan-pelan membaca cerita tadi. Cokro adalah seorang karyawan biasa di kantornya. Ketika Tono sedang naik daun, Cokro duduk di meja lain yang jauh dari Tono. Bisa dilihat posisi Cokro bukan merupakan orang penting, mungkin orang baru, atau paling tidak, dia tidak seperti Budi, temen kuliah Tono, yang waktu makan juga duduk semeja.

Dengan apakah seorang Cokro, mendapat promosi menduduki posisi Manajer? Sangat sederhana, Cokro mampu menciptakan suatu perasaan senasib menanggung kesulitan bersama Tono. Tono bilang "beli elektronik", semua orang "beli farmasi", hanya Cokro yang menunjukkan dia "beli elektronik". Coba anda perhatikan, bukankah sudah ada yang "menentang" dan "mendukung".

"Lihat saja! Kamu bilang bli elektronik, saham elektronik yang jatuh, justru kami yang unggul." "Ah, kita emang bernasib sial, hanya timing yang kurang tepat".

Bukankah rasa kebersamaan itu telah tercipta?
Saham adalah suatu barang dagangan yg sangat mudah merefleksikan sifat manusia, karena saham adalah barang dagangan umum, semua orang boleh membeli saham. Hari ini anda beli saham, harganya naik, anda untung besar. Kalau anda mentraktir orang yg tidak main saham makan, mereka sepantasnya turut senang atas keberhasilan anda, benar tidak?

Salah! Ketika anda jaya karena saham anda naik, lebih baik diam saja, sebab walaupun orang yang selama ini tidak main saham mengetahuinya, perasaan mereka juga tidak akan bersukacita. Kenapa? Karena anda jaya berarti dia apes. Tentu anda bertanya, "Dia kan tidak main saham?" Benar! Dia tidak main saham, tapi dia bisa berpikir, jika waktu itu dia ikut membeli bersamamu, dia juga ikut untung.
Seandainya anda dan dia sama-sama mempunyai uang 10 juta. Anda coba peruntungan di saham dan uang anda menjadi 20 juta, dan dia menyimpan di bank cuma dapat bunga 1,2 juta setahun, dibandingkan dengan anda bukankah dia jadi lebih miskin dan jauh tertinggal di belakang anda?

Tetapi sebaliknya, jika anda kalah, jangan takut memberitahu orang lain. Karena jika anda kalah, berarti dia menang, paling tidak, dia tidak ikut susah. Mendengar anda rugi, dia akan senang. Bukan senang karena musibah yg menimpa anda, melainkan senang karena dia memilih tidak membeli saham adalah benar.
Berbicara tentang memilih, sebenarnya sepanjang hidup kita adalah memilih, seperti halnya membeli saham. Kita, seorang manusia, sepasang tangan, 2 kaki, tidak mungkin melewati semua jalan, mengambil smua barang. Tentu kita bisa memilih, pilih ini tentu tidak bisa pilih yang itu.
Seseorang yang tahu menempatkan diri, harus tahu, ketika pilihan anda benar, jangan "membocorkan" pada mereka yang salah memilih.

Dua orang kakak beradik yg penampilan dan prestasinya hampir sama, masing-masing memilih seorang laki-laki yang baik sebagai suami. 20 tahun berlalu, banyak hal berlalu, suami anda memilih karier tepat, menjadi kaya; suami dia juga tidak jelek, cuma nasib kurang baik, masih mengontrak rumah. Anda jumpa dia, sebaiknya lebih banyak membicarakan kesusahan diri sendiri (walaupun tidak susah, juga harus mengarang sedikit susah), dan jangan sekali-kali menyombongkan diri.

Dengan demikian, anda baru tidak melukai perasaan teman/saudara. Jika anda tidak tahu etika ini, sangat mungkin saudara dekat menjadi jauh. Kenapa? Karena kesuksesan anda. Dibandingkan dengan kegagalan dia, setidaknya dia akan berpikir kalah dalam memilih dibandingkan dengan anda. Dia juga sangat bisa berkata kepada teman-teman, "Apa yg perlu dibanggakan? Suami dia (anda) dulu naksir saya, tapi saya tidak mau! Dia itu memungut sisa dari pilihan saya."
Apakah anda mau dan sanggup menerima perlakuan ini?

Pengertian yang Mesti Anda Miliki
Manusia tetap manusia. Kalau manusia pasti mempunyai sifat manusia, yang dibahas dalam buku ini adalah Sifat manusia. Dengan demikian, saya tidak bisa tidak terus terang. Sifat manusia ada yang mulia, ada juga yang laknat. Sifat-sifat tersebut eksis dalam waktu yang bersamaan.
Pada zaman dulu, ada penjahat yg akan dihukum pancung di muka umum, "Mau dipancung! Mau dipancung!" semua orang berteriak saling memberitahukan. Di sekeliling berkerumun banyak orang yang melihat.

Beranikah anda mengatakan bahwa mereka yg menonton tidak ada sedikit pun rasa senang? Juga beranikah anda mengatakan bahwa mereka yg melihat kepala bergelindingan di tanah tidak merasa kasihan? Itu adalah sifat mulia dan sifat laknat.

Wau! Wau! Wau! Mobil pemadam kebakaran, satu demi satu melaju dengan cepat menuju tempat kebakaran. Orang dewasa maupun anak-anak berlari mengikuti dari belakang. Orang-orang yg menonton berteriak. Apakah anda yg menonton kebakaran, di hati anda tidak ada sedikitpun rasa senang? Ketika anda melihat orang terbakar, adakah rasa kasihan di hati anda?

Sifat manusia begitu unik! Seperti dalam kebakaran, anda akan menyelamatkan diri dulu dengan menerobos keluar, selanjutnya jika anda melihat ada yg terperangkap di dalam, mungkin anda akan menerobos masuk kembali.

Dengan menerobos keluar, anda akan tenang dan bisa melihat suasan dengan lebih jelas, membawa istri anak ke tempat yang aman, akan membuat anda merasa tidak ada beban. Selanjutnya, sifat mulia anda mulai muncul, anda akan menerobos masuk kembali untuk menolong orang lain.

Jika dipikirkan lebih jauh, karena manusia tahu akan manfaat saling membantu, ketika banjir, orang yg beruntung yg kebetulan berada di tempat tinggi, baru bisa mengulurkan tangan membantu orang yg terkena musibah. Tidak bisa dipungkiri, mereka yg mengulurkan tangan membantu tentu pernah mengalami kesusahan dan ditolong orang. Juga tidak bisa dipungkiri, karena ada orang bernasib baik maka ada orang bernasib buruk. Oleh sebab itu, orang yg sedang mengalami kesulitan, jangan berbicara yg muluk-muluk.
Jika ada suami istri sedang tidak harmonis datang dan curhat kepada anda, daripada anda dengan semangat memberi nasihat, lebih baik anda berkata, "Kamu liat saya dan pasangan saya sangat harmonis, sebenarnya dolo kami sering bertengkar bahkan sampai hampir mau berpisah!"

Dengan demikian, dia akan berpikir, dolo ketika lajang dia lebih tegar dari anda, pasti kelak juga akan mempunyai hubungan yg sama baiknya dengan anda. Ada orang gagal dalam karier berkeluh kesah kepada anda. Daripada anda memberi petunjuk dengan gaya seorang sukses, lebih baik anda mengatakan bahwa dolo anda mengalami kegagalan yg lebih parah dari dia karena berusaha sedikit demi sedikit, pelan-pelan bangkit kembali. Dengan demikian, dia akan berpikir, dia juga akan bisa bangkit kembali seperti yg anda alami. Bukankah dengan demikian tercipta suatu perasaan senasib antara dia dan anda dan terjadi ikatan batin yg lebih dekat.

Coba pikirkan kembali cerita di depan! Ketika Tono mengalami kegagalan dan mengetahui di luar sana ada "seorang yg gagal juga dalam saham", bisakah dia tidak mempunyai perasaan yg lebih nyaman?
Cokro tidak mencelakakan siapa-siapa. Dia hanya ingin agar Tono tidak terlalu merasa kesepian, tidak merasa ditinggal. Dia juga membuat dirinya tidak kesepian, dari pojok yg jauh, pindah ke sisi Tono, selanjutnya naik menjadi manajer. Cokro telah sukses, sukses karena dia memahami sifat manusia

No comments:

Post a Comment